Bumi Pora


Sabit itu muncul di pelupuk mata
Kala sang surya mengintip pagi
Terang bersinar diantara kerlip bintang
Dalam gelap yang akan segera terusir

Gemuruh terdengar
Makin mendekat
Makin keras
Menyambar apapun yang menghadang
Badai datang
Tergertak lembaran seng
Terlay daun, lelah menari
Terperanjat gendang telinga
Semua orang bangun
Terjaga
Bersama malam
Dengan pelita kecilnya
Apinya tak henti menari, bergoyang, hingga padam
Tak kuat lagi

Kala serpih air menggelayut
Bebannya teramat berat
Tak kuasa mengangkat
Jatuhlah
Rintik hujan tergandeng badai
Riuh rendah menapak bumi
Mentari tak mau kalah
Sinarnya menembus awan
Bersinar
Mengusir rentet air yang berlari
Makin menjauh dan kalah
Hingga muncul harmoni warna
Jembatan dari surga
Pelangi
Dengan pesona memikat hati

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Instagram