BERSYUKURLAH KAWAN


Tulisan ini, terinspirasi oleh anak- anak Pora.
Kawan, sadarilah bahwa nikmat yang Allah berikan pada kita sangatlah besar tak terkira. Salah satunya adalah kita berada dalam keluarga yang baik, keluarga yang harmonis. Kalaupun tidak, setidaknya kita berada di tengah- tengah orang yang menyayangi kita. Kalaupun juga tidak, Allah pasti sayang pada kita. Yang terakhir ini jangan dipungkiri, saya yakin itu pasti.
Di sini, di salah satu sudut desa Pora, seorang anak sekolah terlihat sangat malas dan lambat sekali dalam belajar. Dia sangat senang mengganggu temannya, meledek, saling pukul, dan mudah tersinggung. Bila kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan kegiatan kelompok, maka sedikit bertambah semangatnya. Mau bergerak dan berkegiatan bersama teman- temannya. Bila diterangkan di depan kelas, tak jarang dia bermain dan berkesibukan sendiri. Bila diminta mengerjakan tugas atau bahkan ulangan sekalipun, entah apa yang ada dalam benaknya, sedikit sekali yang dikerjakan atau bahkan hanya menggambar sendiri. Lebih sering dia mengumpulkan kertas kosong yang hanya bertuliskan namanya. Berkali- kali pekerjaan rumah dan tugas sekolah dikerjakannya dengan menyalin hasil kerja teman. Itupun temannya yang memintanya menyalin jawaban. Sungguh sangat menyentuh hati. Seorang siswa yang bisa dikatakan nakal di kelasnya, dia sangat disayangi oleh teman- temannya. Dari gelagat dan tindak tanduknya, jelas menunjukkan ada masalah besar dibalik setiap kelakuannya. Dan memang benar itu ada. Karena ada masalah keluarga yang tidak sanggup saya ceritakan di sini. Semua guru prihatin, teman- temannya juga prihatin. Akan tetapi, kami sangat salut atas kemauannya untuk tetap bersekolah, meski sikapnya susah ditebak setidaknya dia masih ada kemauan. Masih ada semangat untuk terus sekolah, melangkah maju meski terseok- seok. Dan tentunya, dia masih rajin ke kebun membantu mencari dan memikul kayu bersama teman- temannya. Senyumnya masih terus mengembang di tengah kegelisahannya.
Di sudut lain, seorang siswa sering sekali membolos sekolah. Alasan yang dikatakannya, bila dia mulai bosan dengan pelajaran atau dia tahu akan diajar oleh guru dengan tabiat yang kurang disukainya, dia memilih tidur atau tidak berangkat sekalipun. Setiap hari, siang, sore, hingga malam, sering sekali terlihat dia berkeliaran bermain dengan teman- temannya. Seperti tidak pernah ada di rumah. Bentak dan kemarahan orangtua tentu tak luput dari kehidupannya. Dan kembali lagi, masalah keluarga ada di balik sikap dan perilakunya. Sebetulnya dia cukup cerdas. Bicaranya banyak dan sangat lucu. Berbeda dengan teman- temannya, dia baik dan senang membantu orang lain. Sungguh sangat ringan tangan. Membantu tetangga menjual sayur, membeli sesuatu di kios, memindah kambing di sore hari, atau dengan sabar menemani perjalanan kami yang lambat sepulang dari pantai sementara teman yang lain lebih dulu karena akan bemain bola. Tertawanya renyah terdengar setiap kali dia berceloteh ria.
Kawan, lihatlah mereka, anak- anak yang bermasalah, tapi semangat mereka masih ada. Keceriaan masih selalu ditunjukkannya. Pada dasarnya mereka adalah anak- anak yang baik. Akan tetapi, masalah terlalu besar menimpa mereka yang masih sangat muda. Sepertinya masalah terlalu berat bagi mereka hingga sikapnya berubah berbeda dengan teman- teman sebayanya. Namun, tentunya ada hikmah di balik setiap masalah, Dia pasti memberikan yang terbaik pada setiap hambaNya.
Bagaimana dengan kita? Bersyukurlah kawan, masalah kita tak seberat mereka dan kita sudah cukup lebih dewasa untuk menyikapi masalah. Berpikirlah bahwa kita bisa lebih baik, lebih bisa bertahan dan berpikir dingin. Berpikirlah bukan hanya pada masalah kita, tetapi juga pada nikmat yang telah diberikanNya pada kita. Tersenyumlah, setidaknya masih ada orang- orang yang menyayangi kita. Yakinlah bahwa Allah tidak akan menimpakan beban yang tak sanggup kita pikul, kita bisa bertahan, kita bisa maju langkah demi langkah meski memang berat. If you think you can, you can. J

3 komentar:

  1. siiip......meminjam kata2 ust. Syatibi, "TUA ITU PASTI, DEWASA ITU PILIHAN"^_^

    BalasHapus
  2. Manusia memiliki jaln msg2, untuk mreka yg mau berfikir,setiap maslh adlh jln menuju pendewasaan diri

    Dewsa tidk dpt disejajarkan dengan tingkatan umur manusia,karena kedewasaan lebh Kpd cra seseorg tuk berfikir,bersikap,n bertindak

    BalasHapus
  3. yup, dan jika kita tidak mau berniat untuk dewasa, tidak akan bisa, smua berawal dari diri sendiri..^^

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.

Instagram