Pertama melihat sekolah, hanya kulihat dari jalan ketika naik kendaraan TRIO ALE, kendaraan umum yang biasa kami naiki untuk pulang pergi Ende-Pora. Salah satu dari 3 kendaraan umum yang melewati Pora 1x putaran saja. Sekilas, sekolah itu tampak gedungnya yang baru. Dan yah, tempatnya kliatan sempit.
Tanggal 1 Januari ketika aq kembali lagi ke Pora, masih kulihat dari luar, dan masih seperti kelihatannya pada kali pertama melihat. Belum ada kesan berbeda.
Selanjutnya tanggal 3 Januari, hari pertama masuk sekolah. Ternyata gedungnya memang baru. Baru dibangun tahun 2009 dari bantuan pnpm. Bangunan masih terlihat baru. Sekolah ini masih tanpa listrik, jadi belum ada komputer juga. Di sini ada 3 ruang kelas, yakni kelas VII, VIII, dan kelas IX yang berderet. Ada 2 ruang WC di pojok belakang ruang kelas, dan di sisi lain dengan membentuk huruf L dengan ruangan kelas tadi, ada sebuah ruang guru. Dan di antara kelas dan ruang guru ada sebuah gudang berisi barang2 tidak terpakai.
Halamannya tidak terlalu luas, pinggir sekolah juga sudah dipagar, ada gerbang juga. Di tengah lapangan terdapat sebuah tiang bendera. Sementara itu di luar sekolah, di depan gerbang sekolah terdapat lapangan yang cukup luas dan berbatu2. Ada batu2 besar di pinggir lapangan, di tengah lapangan juga ada batu2 besar tapi tidak terlalu tinggi. Lapangan itu sering dipakai anak2 bermain bola. Di seberang lapangan itu terdapat sebuah SDK. Jadi gedung SD dan SMP saling berhadapan terpisah oleh lapangan.
Kebiasaan di sini, sebelum masuk kelas, kalau tidak hujan maka semua siswa berbaris di halaman kelas dan kemudian disiapkan, berdoa bersama, dan masuk kelas. Ada dua siswa muslim disana, dan mereka berdoa sendiri, berbeda dengan cara umum yang dilakukan oleh teman2 lainnya.
Kelas VII ada 12 anak, kelas VIII ada 10 anak, dan kelas IX ada 8 anak. Sedikit, tapi menyenangkan. Kesan pertama anak2 di sini anteng2. Yah, mungkin karena malu jadi belum banyak bercanda. Sementara guru di SMP ini hanya ada 8 orang saja, itu sudah termasuk kepala sekolah.
Pelajaran berlangsung normal. Dengan jadwal teratur. Ekstrakurikuler dilaksanakan pada hari sabtu jadi hari sabtu khusus untuk ekstrakurikuler dan tidak ada pelajaran. Pada hari biasa KBM dilaksanakan dari pukul 07.15 sampai 13.00, kecuali hari jumat sampai pukul 12.10.
Bel masih pakai lonceng yang bunyinya TENG...TENG...TENG... tapi sayangnya di sini belum ada aturan peloncengan. Jadinya kalau ada lonceng bunyinya ga teratur, asal pukul saja, selain itu, waktunya juga bukan per jam pelajaran di lonceng. Kadang loncengnya pas pergantian pelajaran saja atau mau dan selesai istirahat.
Di sini ga ada kantin, penjaga sekolah juga tidak ada. Warung juga jauh, biasanya kalau istirahat anak2 hanya duduk2 bercengkrama, atau jalan2 kelar sekolah. Duduk2 di batu pinggir lapangan. Berbeda sekali dengan yang biasa kuamati di Jawa. Begitu bel berbunyi, anak2 lari ke kantin, berdesak2an beli jajan. Pokoknya salut deh sama anak2 sini.
Anak2 ga jajan, guru pun ga minum. Tidak ada segelaspun minuman untuk guru dari pagi hingga siang hari, apalagi makanan, no..no..no.. semua serba sederhana. Bahkan ada guru yang pakai sandal juga. Kalau siswa2 smua berseragam dan bersepatu. Semuanya rapi, baju dimasukkan dan berikat pinggang, semua tertib. Hanya saja kalau hujan ada yang berpakaian biasa, pakai kaos. Tidak jadi masalah karena tidak mengganggu pelajaran.
Anak2 rajin sekali, entah ada jadwal piket atau tidak, katanya sih ada. Tidak ditempel, tapi semua sadar. Setiap pagi ada yang menyiapkan baskom berisi air bersih dan lap untuk cuci tangan di depan ruang kelas dan ruang guru. Untuk cuci tangan kalau selesai menulis dengan kapur di papan tulis. Ada yang menyapu ruang kelas dan menyapu ruang guru.
Hari kedua masuk sekolah, sejak subuh hujan turun lebat sekali, hingga jam 7 baru ada 1 anak yang sudah datang ke sekolah. Guru- guru belum ada yang datang, aq juga belum..:p. Wlopun rumah dekat sekolah, tpi yah.. klo mau berangkat lihat2 sikon dulu..hehe . jadi taunya ada yang berangkat karena dari jendela rumah bisa melihat sekolah dan memantau sudah ada yang berangkat atau belum. Lama kelamaan siswa yang berangkat semakin banyak, dan kamipun berangkat ke sekolah. Padahal hujan masih lebat. Bahkan ada siswa yang berangkat dengan berlndung dengan daun pisang. Bajunya sampai basah semua,, ya Allah.. pengorbanan dan perjuangannya luar biasa.
Ketika ada dua orang siswa menyapu di ruang guru saya bertanya pada mereka, dan mereka bercerita. Kadang kalau cuaca seperti ini memang jam masuknya mundur, menunggu siswa dan guru yang masih belum datang. Kalau hujan lebat sepanjang hari, terkadang hanya beberapa siswa saja yang ke sekolah, kadang mereka menunggu hingga jam 11. Kalau belum juga ada yang datang, mereka pulang. Dua kata untuk perjuangan mereka. LUAR BIASA!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar