MENUNTUT ILMU dan KASIH SAYANG ORANG TUA


Menuntut ilmu mestinya menjadi kebutuhan dalam hidup kita. Ilmu adalah bekal hidup, dan dengan ilmu kita akan tahu kemana akan melangkah. Tanpa ilmu kita buta arah, tidak tahu apa- apa dan sangat mudah tersasar dan terjerumus. Ilmu adalah bagian penting dalam hidup kita. Ingat dan yakinlah Allah menyukai orang- orang yang berilmu, dalam Al Qur’an disebutkan  “Allah akan meninggikan orang-orang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (QS Al Mujadalah: 11).
Banyak orang sudah mengerti dan memahami betapa pentingnya menuntut ilmu, buktinya saat ini sekolah- sekolah, pondok- pondok pesantren menjamur dimana- mana. Maksudnya buanyak banget ada dan laris manis semuanya. Namun, tahukan kawan bahwa ada sebagian orang yang sungguh kurang termotivasi untuk sekolah. Alasannya bukan malas, tetapi alasan yang sungguh menyentuh hati. Sedikit kutipan pembicaraan kami,
A: “apa cita- citamu?”
B: “apa yah.. hmm.. saya mau kerja kebun saja,,hehehe”
C: “saya mau kerja”                                         
A: “ooh, ga mau jadi masinis, polisi, dokter, dan yang lainnya? knapa kerja kebun? Cita- cita yang tinggi noh, jadi mandornya kebun gitu yang punya banyak pekerja kebun kan enak tuh... Besok habis SD lanjutin ke SMP, SMA, trus kuliah saja, nah kan bisa cari kerja macam- macam tuh, bisa bahagiakan orang tua.. ya tidak? Nah kalau kalian, habis SD lanjut kemana?”
B: “saya habis SD trus SMP, habis itu saya kerja kebun saja”
C: “ kalau saya habis SD, ke SMP, habis ke SMA di Batam sekalian kalau sudah lulus kerja di sana.”
A: “ lho, kok Cuma sampai SMP? Knapa ga lanjut ke SMA?”
B: “ habis kalau saya sekolah di SMA harus asrama, SMA di sini jauh. Nanti kalau saya sekolah, ibu saya sama siapa?”
Nah, dari percakapan itu langsung dapat ditangkap maksudnya bukan? Dua anak SD yang berbeda cta- cita dan motivasinya. Perhatikan, seorang anak SD yang umurnya baru 11 tahun sudah sangat memikirkan orang tuanya. Sungguh menyentuh. Di era saat ini dimana banyak anak yang ingin segala kemauannya terpenuhi, dia malah berbeda. Dia sangat menyayani ibunya hingga motivasinya mencari ilmu sangatlah rendah. cita- citanya seolah tertutup kebun yang mesti digarap bersama orang tuanya. Namun saya yakin anak itu pasti punya keinginan untuk berbuat lebih. Hanya rasa sayangnya terlalu besar sehingga mengurungkan niatnya mencari ilmu. luar biasa baiknya. Semoga Allah SWT memudahkan jalannya menuntut ilmu.
Dari hal itu kita dapat belajar, apakah kita sudah menyayangi orang tua kita sepenuhnya? Kawan, saya tahu betapa kalau kita ingin masuk ke suatu sekolah atau perguruan tinggi orang tua selalu mencarikan jalan buat kita. Ada yang orang tuanya menunjuk sekolah buat anak- anaknya karena itu diyakininya sebagai sekolah yang terbaik buat anaknya. Ada pula orang tua yang meminta anaknya sendiri yang memilih tempat dimana dia akan belajar. Semua itu didasari kasih sayang orang tua yang sangat besar kepada anak- anaknya. Mereka mau yang terbaik untuk anak- anaknya.
Coba kawan- kawan perhatikan ketika ada momen penerimaan siswa baru. Perhatikan sekolah- sekolah faforit di SMP maupun SMA. Disana sungguh banyak pemandangan yang sangat mengharukan tentang betapa sayang orang tua terhadap anaknya. Saya pernah mendapati pemandangan yang sangat memilukan ketika pendaftaran SMA.
Seorang ibu yang sudah cukup berumur berlari, membawa ijazah anaknya menuju tempat pendaftaran sekolah. Dengan peluh membasahi muka dan seluruh tubuhnya. Berlari dari SMA faforit yang sudah menendang anaknya lantaran nilainya yang kalah saing dengan calon siswa lainnya.
Di sisi lain, bapak- bapak dan ibu- ibu yang marah mengeluarkan otot lehernya, berteriak kesal pada petugas pendaftaran yang tidak segera menutup pintu pendaftaran karena takut anaknya kalah saing dengan calon siswa yang baru masuk dan mendaftar
Ada pula orang tua yang dengan kasarnya berbohong serta menutup gerbang sekolah secara paksa lantaran takut anaknya tidak lolos. Mereka menutup pagar, mengatakan bahwa quota sudah penuh, pendaftaran sudah ditutup atau bahkan meninggikan nilai minimal calon siswa yang masuk di sekolah tersebut.
Memang beberapa dari fenomena yang ada sangat tidak wajar dan tidak patut dilakukan. Rasa sayang yang terlalu besar pada anak membuat mereka rela berbuat apa saja. Tidak salah memang, tapi cara mewujudkan rasa sayangnya itu yang kurang tepat.
Kembali ke topik.
Kawan, ketika kita punya cita- cita maka patut kita kejar. Menuntut ilmu memang penting. Akan tetapi, cobalah untuk juga mengerti kemauan orang tua kita. Ingat, saya pernah dengar kata- kata “Ridho Allah tergantung pada ridho orang tua”. So, keinginan orang tua adalah yang terbaik bagi kita selama tidak mlenceng dari agama. Satu hal yang saya percaya selama ini bahwa InsyaAllah selama kita patuh pada orang tua, kesuksesan akan mengikuti. Sebaliknya, bila melawan, banyak hal- hal besar yang akan menyandung.
Terkadang ada pula orang tua yang meminta untuk berhenti sekolah karena tak ada biaya dan semacamnya. Pahamilah kondisi mereka dan mengertilah. Cobalah berpikir apa yang akan dilakukan kita bila kita dalam posisi mereka. Hal itu tidak menjadi masalah. Jangan risau, karena ilmu bisa didapat dari mana saja. Selama ada kemauan insyaAllah akan ada jalan.
Pastinya selalu niatkan diri untuk terus mencari ilmu entah di sekolah, mesjid, pondok, madrasah, atau dari keluarga masyarakat dan sebagainya. Dalam sebuah hadits disebutkan “Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga” (HR Bukhori).

2 komentar:

  1. sy jd ingat dipesantren dulu, cuma belasan orang satu kelas..

    BalasHapus
  2. waaah.....
    berarti tugasnya mba' untuk membentuk kepercayaan diri dan kemauan mereka dlm memiliki cita2 yg lebih tinggi....
    SEMANGAT berjuang yah mba'...:-)

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.