Tison, seorang anak yang tinggal bersama bibi dan pamannya. Di sini sudah biasa ada anak yang tinggal bersama keluarga selain ayah dan ibunya. Bukan berarti Tison ini tidak punya orang tua loh ya... Orang tuanya merantau semua. Bekerja keras untuk Tison. Namun, Tisonpun tak kalah, dia juga seorang pekerja keras. Untuk lebih jelasnya, saya rincikan 3 sifat Tison yang menginspirasi berikut ini:
1. Rajin
Tison, biarpun dia tinggal bersama paman dan bibinya serta sepupu- sepupunya, dia sangatlah rajin. Pernah suatu ketika di pagi hari saya bertemu dengannya di gerbang sekolah SMP. Saya tanyakan, “Hai Tison, kok ke sini? Sendirian kah? Sepupumu mana...?” dan dengan polosnya dia menjawab,”saya sendiri, yang lain belum datang. Tadi sepupu saya belum siap- siap, dia biasa terlambat jadi saya berangkat duluan”. Sungguh, kaget mendengar jawabannya. Jawaban polos dari seorang anak yang tinggal bersama paman dan bibinya. Dia tetap rajin dan bahkan tidak terpengaruh sifat sepupunya yang sepertinya kurang baik. Hebat kan...? jadilah dirimu sendiri, seperti Tison yang tetap rajin meski sendiri.^^
2. Ramah
Dia anak yang ramah. Tentu saja, setiap berjalan melewati jalan depan rumah kami dan melihat kami dia selalu menyapa. “Ibu...”, sapaan yang khas (meski masih segan dipanggil seperti itu, tapi di sini mesti terima karena semua orang memanggil seperti itu, fiuhh). Kembali ke Tison, dia adalah anak yang murah senyum. Menyenangkan jika menanyakan apapun padanya karena anaknya yang polos, menjawab dengan senyum dan kelihatan sekali baiknya. Imut- imut, bukan berarti item mutlak tetapi betul- betul dia menunjukkan sosok anak manis yang sangat baik. Yang saya petik di sini adalah bahwa setiap keramahan akan membawa senyuman dan kebahagiaan tersendiri.
3. Pekerja keras
Meski tidak tinggal bersama orang tuanya, Tison sangatlah rajin. Sering saya menemuinya di depan rumah, dia sedang memikul seikat kayu yang cukup banyak dan tampak sekali keberatan. Tidak hanya kayu, sekali- kali terlihat dia membawa ubi kayu, atau hasil kebun lainnya. Terkadang dia bersama dengan bibi dan sepupunya, tetapi tak jarang dia berjalan seorang diri. Ketika ditanya,” Tison, kamu sendirian dari kebun? Itu ubi cabut sendiri?” dan jawabannya adalah, “ia, saya sendiri. Ia, saya cabut sendiri”. Jawaban singkat dan jelas, yang kemudian selalu diikuti kalimat, “ saya jalan dulu”, diiringi dengan senyum tentunya. Sering juga dia membawa atau menjemput kambing di kebun bersama sepupunya. Dia sendiri saya lihat jarang bermain. Setelah pulang dari kebun biasanya baru terlihat dia bermain bersama sepupunya. Atau sesekali bermain dengan teman- temannya di dekat rumah. Itulah, anak- anak saja bekerja keras, bagaimana dengan kita? Sudahkah mengisi waktu dengan baik? ( Duarr... seperti ejekan untuk diri sendiri juga)
Di sini, mungkin anak- anak yang lain juga bekerja keras sepertinya. Tetapi entah, ada sesuatu dibalik sikapnya yang sangat menarik. Kepribadiannya yang baik yang membuat saya menuliskan kisahnya.
Semoga bermanfaat...^^
Biasanya suka prihatin ya mba krn jauhan sama ortu dan Tison mampu menempatkan diri jadi anak yang baik selama tinggal dengan paman/bibinya :)
BalasHapuskisah menarik
Itulah seorang tison yang benar-benar dari kisah nyata di NTT
Hapus