Perjalanan Waisai- Sopen

Perjalanan menuju Kampung Urbinasopen Distrik Waigeo Timur, Raja Ampat. Masih berada satu pulau dengan ibukota kabupaten Raja Ampat, Waisai. Terletak pada bagian tumur pulau Waigeo, kampung Urbinasopen mudah dijangkau baik dari Waisai maupun dari Sorong. Akses menuju kampung ini dengan transportasi long boat.



Apa yang anda pikirkan tentang long boat?

Long boat adalah perahu panjang dengan mesin tempel di belakangnya. Umumnya terbuat dari papan- papan kayu yang kuat. Long boat tidak beratap sehingga jika menaikinya siap- siap saja basah terkena hujan atau percikan air laut. Ukuran long boat ada yang kecil, sedang, dan besar. Kali ini saya menaiki long boat ukuran sedang. Tingginya sekitar 0,75 meter dan panjangnya sekitar 5 meter.

Langit cerah dan ombak tenang pada sore hari pukul 17.00 WIT di Waisai ketika saya dan rombongan berangkat ke Kampung Urbinasopen. Pemandangan matahari yang siap kembali ke peraduan dengan paduan birunya langit dan segerombol awan- awan tampak indah dipandang. Laut tenang, ombak hanya kecil saja jadi percikan ombak tidak terlalu membasahi pakaian. Saat pemberangkatan itu, mulai menjauh dari Waisai saya dengan santainya mengambil foto- foto pemandangan sunset dari atas long boat di lautan. Tak jauh dari long boat kami, tampak beberapa burung turun mencari ikan di permukaan air.

Ketika cahaya matahari meninggalkan jingganya, saat itu ombak terasa lebih besar dari sebelumnya. Gelombang air laut terasa lebih besar hingga percikannya semakin banyak. Saat itu saya belum menyadari ombak besar. Saya hanya berfikir mungkin itu seperti ombak- ombak yang kemarin, hanya saja sedikit lebih besar sehingga goyangannya lebih terasa. Semakin lama gelombang ombak di lautan terasa semakin besar, long boat yang kami naiki terus melaju hingga percikan air laut makin banyak. Saya mulai merasa, ini lain dari yang kemarin. Sepanjang jalan saya berdoa memohon perlindungan dariNya.

Cahaya matahari tak menyisakan jingganya lagi, kini bulan tampak bersinar terang sekali. Langit tampak cerah, dengan gelombang ombak yang semakin besar. Namun, ada sesuatu lagi di depan sana, ada awan hitam dengan bayangan seperti garis- garis vertikal ke laut. Hujan siap menghadang kami dari kejauhan, begitu kata salah satu rombongan kami.

Perjalanan dengan gelombang ombak yang besar sangat menantang, seru, sekaligus menakutkan. Makin lama gelombang semakin besar. Rasa- rasanya ombak lebih tinggi dari long boat yang kami tumpangi, seolah- olah siap melahap kami. Bapak motoris yang mengendalikan long boat lihai mengatur arah dan kecepatan mesin. Ketika ombak datang, long boat diarahkan menyisir ombak menyamping untuk menghindari long boat terbalik. Kecepatan diturunkan setiap kali akan menghadapi gelombang besar, dan dipercepat ketika gelombang telah lewat. Sambil terus menciduk air yang masuk ke kapal, bapak motoris terus berkonsentrasi mengendalikan long boat. Sementara itu pakaian kami basah kuyup, tidak hanya kena percikan, tetapi siraman air laut ketika long boat menyibak ombak besar. Beruntung awan hitam yang tadi berada di depan kami perlahan mulai menghilang, sehingga kami tidak bertemu hujan. Meskipun sama saja pakaian basah semua karena air laut.

Waktu semakin malam, kami hampir sampai di kampung. Namun ombak juga semakin besar. Apalagi saat di tepi tanjung. Ombak besar dari arah laut sama besar dengan ombak yang kembali dari arah pulau. Jadi ombaknya dari dua arah yang berlawanan sekaligus.  Saya merasa seolah- olah dilempar dan jatuh, berkali- kali saat long boat terombang ambing, naik turun berada di atas ombak mengikuti gelombang ombak besar yang takmungkin diterobos long boat. Saya pikir, mungkin main ski air rasanya seperti ini juga. Setiap kali ombak tersibak oleh long boat kali, air laut menyiram bagian dalam kapal. Kalau melihatnya, mata kami menjadi perih karena terkena air laut. Jadi pandangan sebaiknya diarahkan ke belakang atau ke samping supaya lebih aman. Kadang- kadang long boat miring dan air laut masuk, tetapi bapak motoris lincah sekali terus menciduk air yang berada di dalam long boat.

Akhirnya Kampung Urbinasopen tampak, terlihat cahaya lampu dari kampung. Long boat mulai berjalan pelan dan dengan ombak yang masih cukup besar, kami mulai mendarat. Alhamdulillah perjalanan kali ini lancar. Aman dan selamat sampai di kampung.

Saat turun dari long boat rasanya kaki saya masih bergetar, tegang karena melihat ombak yang begitu besar. Namun ini masih belum apa- apa dibandingkan saat musim angin, begitu kata bapak motoris. Entah bagaimana besarnya saat musim angin. Semoga saya tidak perlu melaluinya, semoga cuaca terus bersahabat bagi kami, yang hanya bisa melakukan perjalanan laut karena akses jalan darat belum dapat dilalui. (27 Agustus 2015)




2 komentar:

  1. gimana Bu di Raja Ampat? seru kah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. seru sekali, perjalanannya menantang.. ayo sekali waktu main- main ke raja ampat

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.

Instagram